SEJARAH MUNCULNYA ILMU BALAGHAH

Ahlibahasarab.blogspot.com - Al-Qur'an merupakan mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad saw. Kemukjizatannya terkandung pada aspek bahasa dan isinya. Dari aspek bahasa, Alquran mempunyai tingkat  fashâhah dan balâghah yang tinggi. Sedangkan dari aspek isi, pesan dan kandungan maknanya melampaui batas-batas kemampuan manusia. Ketika Alquran muncul, banyak di dalamnya  terkandung hal-hal yang tidak bisa ditangkap oleh orang-orang pada zamannya, akan tetapi kebenarannya baru bisa dibuktikan oleh orang-orang pada abad modern sekarang ini. 

Kata-kata dan isinya dibaca, ditela’ah, dijadikan  rujukan dan merupakan sumber inspirasi muncul dan berkembangnya berbagai  ide dan karya jutaan umat manusia. Kitab ini  dijadikan pedoman dan karenanya amat dicintai oleh seluruh kaum muslimin. Karena kecintaannya pada Alquran kaum muslimin membaca dan menelaahnya baik dengan tujuan ibadah maupun untuk memperoleh pengetahuan darinya. Dengan dorongan Alquran pula para ulama dan ilmuwan mengarang dan menterjemahkan bermacam-macam buku ilmu pengetahuan, baik yang berkaitan dengan keislaman seperti  bahasa Arab, syari’at, filsafat dan akhlak, maupun yang yang bersifat umum seperti sejarah, kesenian dan perekonomian. Hanya dalam tempo satu abad, inspirasi yang dibawa Alquran telah membuat penuh berbagai perpustakan di kota-kota  besar Islam pada masa itu seperti Mesir, Baghdad dan Cordova.   

Fenomena ini muncul karena ayat-ayat Alquran mendorong kaum muslimin untuk menjadi masyarakat literat. Ayat yang mula-mula turun kepada  2 Nabi Muhammad ialah yang berhubungan dengankeharusan membaca. Hal ini dapat kita lihat pada surah al-‘Alaq 1-5, 

ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَٱلَّذِى خَلَقَ
خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْعَلَقٍ
ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ
ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ
عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَالَمْ يَعْلَمْ
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, 
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalâm ,
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 
(Q.S al-‘Alaq:1-5)  

Pada saat turunnya Alquran, bahasa Arab merupakan bahasa yang murni dan bermutu. Bahasa Arab belum terkontaminasi dengan bahasa asing lainnya. Namun seiring dengan peningkatan peran agama, sosial dan politik yang diembannya, bahasa Arab mulai berasimilasi dengan bahasa-bahasa lain di dunia, seperti Persia, Yunani, India dan bahasa-bahasa lainnya. Asimilasi dengan bahasa Persia lebih banyak dibanding dengan bahasa-bahasa  lainnya. Asimilasi ini muncul karena bangsa Arab banyak yang melakukan pernikahan dengan bangsa Persia, sehingga sedikit banyak bahasa Arab terwarnai dengan bahasa tersebut. Selain itu pula banyak keturunan Persia yang menempati posisi penting baik di bidang politik, militer, ilmu pengetahuan, dan keagamaan. Dominasi kuturunan Persia terjadi pada masa kekhalifahan daulat Bani Abbasiyah.  Dengan berasimilasinya orang-orang Persia ke dalam masyarakat Arab dan Islam, mulailah bahasa Arab mengalami kemunduran. Apalagi pemimpin-pemimpin yang berkuasa bukan orang Arab, sehingga timbullah satu bahasa pasar yang telah jauh menyimpang dari bahasa aslinya. Kondisi ini terjadi pada  3beberapa wilayah Islam seperti Mesir, Baghdad dan Damaskus. Kemunduran penggunaan bahasa Arab yang paling hebat terjadi di Persia.  

Adanya kemunduran-kemunduran pada bahasanya, membuat orang-orang Arab merasa prihatin dan mulailah mereka berfikir untuk mengembalikan bahasa Arab pada kemurniannya. Mereka mulai  menyusun ilmu nahwu, sharaf dan balâghah.  

Para pakar bahasa Arab mulai menyusun ilmu balâghah yang mencakup ilmu bayân, ma’âni dan badî’. Ilmu-ilmu ini disusun untuk menjelaskan keistimewaan dan keindahan susunan bahasa Alquran dan segi kemukjizatannya. Ilmu itu disusun setelah muncul dan berkembangnya ilmu nahwu dan sharaf.
---------
-------------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Sharaf - tashrif dari kata darasa - درس

Contoh Tashrif Fi'il Majhuul baik Fi'il Madhi maupun Mudhari'

Tashrif Lughowi & Istilahi untuk Fi'il رَأَى (ra-aa)